Perlukah Imunisasi Untuk Kesehatan Anak?
Setiap anak atau bayi yang baru lahir memiliki imunitas yang lemah ataupun rentan terhadap lingkungannya. Oleh karena itu imunisasi sangat penting untuk membuat kekebalan tubuh untuk sang anak sehingga terhindar dari penyakit-penyakit tertentu.
Ada dua jenis imunisasi anak, yaitu aktif dan pasif.
- Pada imunisasi aktif, vaksin yang diberikan akan mengandung kuman, bakteri, maupun virus yang telah dilemahkan. Hal ini akan memicu terbentuknya kekebalan di tubuh.
- Sedangkan pada imunisasi pasif, vaksin yang diberikan sudah berisi zat yang mengandung kekebalan, sehingga tubuh tidak perlu berproses menghasilkan zat tersebut.
Di Indonesia sendiri imunisasi memiliki sifat wajib dan ada juga yang bersifat sebagai anjuran
Imunisasi yang diwajibkan adalah :
- BCG (Bacillus Calmette Guerin) untuk melindungi tubuh dari TBC/Tuberkulosis dan diberikan kepada bayi sebelum berusia 3 bulan.
- Hepatitis B, untuk menghindari infeksi virus hepatitis yang menyerang hati.
- DPT (Difteri, Pertusi, Tetanus) , Imunisasi ini diberikan sebanyak 5 kali dari bayi berusia 2 bulan hingga 6 tahun. 3 pemberian pertamanya pada usia 2, 3 dan 4 bulan, pemberian keempat pada 18 bulan dan terakhir pada usia 5 tahun. Imunisasi ini bertujuan untuk mencegah bakteri pada penyakit Difteri, Pertusi dan Tetanus. Setelah melakukan imunisasi biasanya menimbulkan efek samping demam ringan dan lemas.
- Polio, pemberian vaksin yang diberikan kepada bayi dengan cara diteteskan kedalam mulut maupun suntik kepada bayi dan vaksin tersebut terdapat poliovirus yang sudah dilemahkan maupun dinonaktifkan untuk mencegah penyakit polio itu sendiri. Tahap pemberiannya sama seperti DPT namun hanya diberikan 4 kali ketika bayi berusia 2, 3, 4 dan 18 bulan. Efek sampingnya sama seperti setelah imunisasi DPT.
- Campak , vaksin ini diberikan kepada bayi berusia 12 bulan untuk menghindari campak, gondongan dan rubella.
Imunisasi yang dianjurkan adalah :
- HIB (Haemophilus Influenzae type B) untuk mencegah infeksi pada otak, paru-paru, tulang dan jantung.
- MMR (Measles and Rubella) sama seperti vaksinasi campak.
- IPD (Invasive Pneumococcal Disease) , untuk menghindari pneunomia dan infeksi darah.
- Dll.
Dimana Tempat Imunisasi?
Anda bisa melakukan imunisasi di posyandu, bidan maupun dokter di puskesmas dan rumah sakit terdekat.
Sebelum melakukan imunisasi pada anak , perhatikan tips berikut :
-Cek Jadwal dan Buat Perjanjian Dengan Dokter
-Pastikan anak anda tidak memiliki penyakit menular dan dalam keadaan sehat
-Perhatikan buku panduan imunisasi
-Tenang
-Dampingi si kecil
Baca Juga :
Indonesia Terapkan Herd Immunity?
Tips Merawat Rambut
Sehatkah Mie Untuk Usus?
Perlukah Imunisasi Untuk Anak?
Tips Bugar Di Hari Tua
Ada dua jenis imunisasi anak, yaitu aktif dan pasif.
- Pada imunisasi aktif, vaksin yang diberikan akan mengandung kuman, bakteri, maupun virus yang telah dilemahkan. Hal ini akan memicu terbentuknya kekebalan di tubuh.
- Sedangkan pada imunisasi pasif, vaksin yang diberikan sudah berisi zat yang mengandung kekebalan, sehingga tubuh tidak perlu berproses menghasilkan zat tersebut.
Di Indonesia sendiri imunisasi memiliki sifat wajib dan ada juga yang bersifat sebagai anjuran
Imunisasi yang diwajibkan adalah :
- BCG (Bacillus Calmette Guerin) untuk melindungi tubuh dari TBC/Tuberkulosis dan diberikan kepada bayi sebelum berusia 3 bulan.
- Hepatitis B, untuk menghindari infeksi virus hepatitis yang menyerang hati.
- DPT (Difteri, Pertusi, Tetanus) , Imunisasi ini diberikan sebanyak 5 kali dari bayi berusia 2 bulan hingga 6 tahun. 3 pemberian pertamanya pada usia 2, 3 dan 4 bulan, pemberian keempat pada 18 bulan dan terakhir pada usia 5 tahun. Imunisasi ini bertujuan untuk mencegah bakteri pada penyakit Difteri, Pertusi dan Tetanus. Setelah melakukan imunisasi biasanya menimbulkan efek samping demam ringan dan lemas.
- Polio, pemberian vaksin yang diberikan kepada bayi dengan cara diteteskan kedalam mulut maupun suntik kepada bayi dan vaksin tersebut terdapat poliovirus yang sudah dilemahkan maupun dinonaktifkan untuk mencegah penyakit polio itu sendiri. Tahap pemberiannya sama seperti DPT namun hanya diberikan 4 kali ketika bayi berusia 2, 3, 4 dan 18 bulan. Efek sampingnya sama seperti setelah imunisasi DPT.
- Campak , vaksin ini diberikan kepada bayi berusia 12 bulan untuk menghindari campak, gondongan dan rubella.
Imunisasi yang dianjurkan adalah :
- HIB (Haemophilus Influenzae type B) untuk mencegah infeksi pada otak, paru-paru, tulang dan jantung.
- MMR (Measles and Rubella) sama seperti vaksinasi campak.
- IPD (Invasive Pneumococcal Disease) , untuk menghindari pneunomia dan infeksi darah.
- Dll.
Dimana Tempat Imunisasi?
Anda bisa melakukan imunisasi di posyandu, bidan maupun dokter di puskesmas dan rumah sakit terdekat.
Sebelum melakukan imunisasi pada anak , perhatikan tips berikut :
-Cek Jadwal dan Buat Perjanjian Dengan Dokter
-Pastikan anak anda tidak memiliki penyakit menular dan dalam keadaan sehat
-Perhatikan buku panduan imunisasi
-Tenang
-Dampingi si kecil
Bila sudah selesai melakukan imunisasi biarkanlah si kecil beristirahat dan kompres kepalanya bila mengalami demam karena efek samping.
Selain itu, faktor kesehatan tidak hanya berasal dari imunisasi saja, pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan bimbingan edukasi terhadap anak sejak dini juga penting.
Baca Juga :
Indonesia Terapkan Herd Immunity?
Tips Merawat Rambut
Sehatkah Mie Untuk Usus?
Perlukah Imunisasi Untuk Anak?
Tips Bugar Di Hari Tua
keyword :
imunisasi
vaksin
imunisasi balita
infeksi bayi
kesehatan bayi
pentingnya imunisasi
EmoticonEmoticon