NYERI
HAID DAN KEPUTIHAN PADA WANITA
Pada
umumnya haid terjadi saat usia 9-12 tahun, namun sebagian pada usia 13-15
tahun. Pada saat haid sebagian wanita mengalami gejala seperti sakit pada
bagian paha, payudara, mudah tersinggung, lelah, kehilangan keseimbangan,
ceroboh, gangguan tidur, bahkan pada sebagian wanita mengalami nyeri di bagian
perut atau biasa disebut dismenore. Dismenore merupakan hal yang dapat mengganggu
aktifitas dan memerlukan penanganan. Tanda terjadinya dismenore yaitu nyeri
atau sakit di bagian perut.
Bagaimana
cara penanganan dismenore ???
Untuk
mengobati rasa sakit yang diakibatkan oleh dismenore ada dua cara yang bias
dilakukan yaitu secara farmakologis dan nonfarmakologis, secara farmakologis
yaitu kamu bisa mengonsumsi obat jenis analgenik seperti aspirin, asam mefenamat, parasetamol, kofein, dan feminax. Sedangkan
secara nonfarmakologi yaitu seperti air
daun sirih, daun papaya, serta rimpang kunyit. Kedua cara ini memiliki tujuan
untuk relaksasi otot dan meredakan nyeri akibat kakunya otot. Beberapa wanita lebih memilih menggunakan obat
jenis analgenik, namun analgenik memiliki beberapa efek samping yaitu gangguan
pada saluran cerna, seperti mual, muntah, dispepsia, diare, juga gejala iritasi
lain pada mukosa lambung, serta eritema kulit dan nyeri di kepala. Dismenore
ini juga menimbulkan ketidaknyamanan fisik pada sebagian wanita. Hal ini begitu
menyiksa kaum wanita karena menyebabkan sebagian wanita tidak bisa bangun dari
ranjang bahkan merasa kesakitan saat digunakan untuk berjalan .
Apakah setiap wanita mengalami keputihan?
Yapsssssssss, keputihan terjadi pada wanita di sepanjang siklus
hidupnya mulai dari saat remaja, kemudian masa reproduksi hingga masa
menopause. Keputihan sendiri terbagi menjadi dua yaitu keputihan normal dan
abnormal, keputihan normal terjadi sesuai dengan siklus saat haid dengan warna
bening, tidak berbau serta keluar tidak berlebihan, juga tidak merasakan perih
dan gatal. Sedangkan keputihan abnormal berwarna seperti susu yang sudah basi,
berwarna kuning atau bahkan hijau, menimbulkan bau amis atau busuk serta
menimbulkan rasa gatal dan perih. Jika hal itu terjadi, maka itu adalah
indikasi dari penyakit seperti vaginitis, kandidiasis, dan trikomoniasis yang
merupakan salah satu dari gejala Penyakit Menular Seksual (PMS) terutama pada
wanita yang berganti pasangan atau pasangannya yang pernah berganti pasangan.
Lalu apa yang dapat dilakukan???
Yang
paling utama yaitu menjaga kebersihan terutama daerah vagina, namun tetap saja
dibersihkan dengan cara yang benar. Remaja yang membersihkannya dengan cara
yang tidak baik memiliki peluang 3,5 lebih besar dibandingkan dengan yang membersihkan
dengan cara yang baik. Kemudian antara aktifitas an istirahat diseimbangkan
karena jika kelelahan maka itu akan mendorong hormone estrogen untuk sekresi.
Serta kurangilah ketegangan psikis karena jika anda terlalu banyak beban
pikiran maka hormon adrenalin akan meningkat, jika hormone adrenalin meningkat
maka terjadi penyempitan pembuluh darah sehingga elastisitas pembuluh darah
akan berkurang, sehingga aliran hormon estrogen ke vagina akan terhambat hingga asam laktat yang
dihasilkan akan berkurang. Jika keasaman pada vagina berkurang maka bakteri,
jamur dan parasite akan berkembang dan menyebabkan keputihan abnormal.
Baca juga :
Tips Bugar Di Hari Tua
Cara Menjaga Kesehatan Gigi
Seputar Tentang Kesehatan Pernafasan
Jerawat, Penyebab dan Pencegahannya
Mengatasi Nyeri Haid dan Keputihan
Keyword
:
Haid
Dismenore
Analgenik
Farmakologis
Nonfarmakologis
Keputihan
normal
Keputihan
abnormal
EmoticonEmoticon